

Sobat GTP, banyak dari kita mungkin lebih mengenal kopi sebagai produk dari Italia (karena kultur “kafe”-nya), Brazil, atau Kolombia. Dari segi popularitas memang tak salah, karena daerah-daerah ini-lah yang pernah menjadi sumber kultur dan biji kopi dunia.
Namun, terbayangkah oleh kita bahwa sebenarnya kopi Jawa Barat pernah dinobatkan sebagai kopi terbaik dan dikejar-kejar seluruh dunia?
Atau, bahwa sebenarnya istilah “Cultuur-Stelsel” (tanam paksa) yang sering kita dengar di pelajaran sejarah itu punya kaitan erat dengan komoditas kopi di pulau Jawa?
Sebagaimana pepatah yang berbunyi “tak kenal maka tak sayang”, seringkali kita pun kurang “melirik” produk-produk lokal karena kita tak mengenal sejarah serta kualitasnya.
Padahal jika kita berusaha lebih “melek” sedikit, kita akan sadar bahwa kita tengah berdiri di atas tumpukan “emas”. Ya, kita berdiri di atas tanah yang menghasilkan komoditas yang berkelas dunia baik dari sisi kualitas maupun rasa, hingga tak berlebihan rasanya jika kita menyebutnya “Emas Jawa”.
Tak lain dan tak bukan, komoditas itu adalah Kopi Jawa, atau biasa dikenal dengan Javanese Coffee. Lebih khususnya lagi, kopi Arabika yang dikembangkan di beberapa daerah dataran tinggi Jawa Barat (Priangan), yang biasanya kita kenal dengan sebutan “Java Preanger”.
Dahulu, pemerintah kolonial belanda bahkan pernah menjalankan “Preanger-Stelsel” (tanam paksa kopi di tanah Priangan), karena begitu tergiur dengan kualitas kopinya yang memanjakan lidah. Karenanya, kopi ini pun pernah menguasai pasar dunia karena suplainya yang luar biasa.
Namun, kopi Priangan dan Nusantara pernah menghilang dari pasar ketika terserang salah satu jenis hama tanaman. Serangan hama tahun 1878 ini menghancurkan perkebunan kopi se-Nusantara, kecuali yang di dataran tinggi di atas 1000 mdpl. Karenanya, nama kopi Jawa pun meredup dan digantikan kopi Brazil serta Kolombia.


Alhamdulillah, atas izin Allah, belakangan ini komoditas kopi Priangan (atau yang dikenal dengan nama Java Preanger) ini kembali naik, yang diawali menangnya salah satu variannya dari Gunung Puntang di perlombaan SCAA (Specialty Coffee Association of America) di Atlanta, AS, tahun 2016. Kopi ini dinobatkan berkualitas terbaik dari kopi seluruh dunia yang mengikuti perhelatan tersebut.
Menarik, ya?


Nah, pernahkah Sobat GTP mencoba bagaimana rasa dari Java Preanger ini?
Java Preanger adalah istilah dari kopi yang dikembangkan di beberapa daerah di Jawa Barat yang memenuhi standar tertentu, dan salah satunya adalah kopi dari Gunung Tilu, yang merupakan tempat kebun kopi kami.
Jadi, Sobat GTP semua bisa, lho, turut mencoba citarasa kopi Java Preanger ini dengan membeli produk-produk kami 🙂
Yuk segera diorder! Selain itu, sekarang juga kita sedang membuka lowongan reseller. Kalau berminat, segera hubungi admin kami, ya!
Jazakumullahu khairan.
#sejarahkopi #bijikopi #